Kantuk
mungkin biasa saja bagi sebagian orang. Dianggap sedemikian biasa hingga orang
yang mengantuk, masih berani mengendara. Tanda-tanda awal mengantuk seperti
ceroboh, mudah melupakan hal-hal kecil, sulit berkonsentrasi atau sakit kepala
masih dianggap tak berhubungan dengan tidur.
Mendengkur terjadi karena saluran nafas melemas dan menyempit saat tidur. Akan
terjadi henti nafas ketika saluran nafas menyempit total hingga tak ada udara
yang mengalir masuk atau keluar. Gerakan nafas tetap ada tetapi seolah
tercekik, penderitanya merasa sesak. Akibat sesak, penderitanya akan terbangun
singkat tanpa terjaga untuk menarik nafas. Ini bisa terjadi berulang kali
sepanjang malam, dan penderita sama sekali tak menyadarinya! Akibatnya tak
heran jika pendengkur bangun tak segar dan terus mengantuk di siang hari
Gejala
utama sleep apnea adalah mendengkur setiap kali tidur. Sekali waktu mendengkur
ketika lelah atau kurang tidur tidak termasuk. Jika diantara dengkuran,
pasangan atau orang lain melihat nafas tampak sesak, ini sudah indikasi kuat
untuk tidak menunda-nunda pemeriksaan. Ya, percayalah pada orang lain. Kita
tidak pernah tahu apa yang terjadi pada diri kita sendiri saat tidur.
Selain mendengkur, hipersomnia juga menjadi gejala utama. Ketika rekan Anda sepanjang hari memesan kopi dan berulang kali merokok demi mempertahankan konsentrasi, peringatkan. Itu tanda-tanda mengantuk berlebihan.
Selain mendengkur, hipersomnia juga menjadi gejala utama. Ketika rekan Anda sepanjang hari memesan kopi dan berulang kali merokok demi mempertahankan konsentrasi, peringatkan. Itu tanda-tanda mengantuk berlebihan.
Sayang, di
Indonesia, gejala-gejala ini masih diabaikan. Akibatnya banyak orang mengantuk
yang membahayakan dirinya setiap hari dengan berkendara. Belum lagi angka
penderita diabetes, dan penyakit jantung dan pembuluh darah yang terus
meningkat di tanah air. Padahal banyak penderita sleep apnea yang berkunjung ke
dokter dengan berbagai keluhan, sakit kepala menahun, sering kencing di malam
hari, tekanan darah tinggi yang sulit terkontrol, bahkan yang sudah menderita
serangan jantung luput dari deteksi radar. Untuk itu, jangan lupa ceritakan
pada dokter Anda jika alami gejala-gejala ini. (Andreas Prasadja/ KW)
0 komentar:
Posting Komentar