Tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttt.
Hanya suara itu yang terdengar saat
terlihat lagi sosok yang setelah sekian tahun tak pernah lagi hadir di pelupuk
matanya. Tak terdengar suara dari mulut orang-orang yang bergerak seolah bercengkrama
dengan bahasa tubuh. Buram, gelap, hanya satu dari sekian ratus orang yang
tampak jelas, cerah, dan berbinar yaitu dia. Semua itu buyar saat tepukan
ringan mendarat di pundak Adi.
Ida
: “woiiii, apa ko liat? Terpaku kamma”
Adi :
“aaa’? nda’ ji”
Ida :
“ayo’mi pae’ itu orang-orang jauhmi jalanee”
Masih dengan perasaan yang tidak
menentu dan jantung yang berdegup kencang Adi
bejalan menyusul bersama Ida.
Dia adalah sosok wanita muslimah. Dia
penakluk hati seseorang
yang telah masuk dalam abu-abunya masa lalu. Dia penghembus sepi saat tak
bersamanya. Dia pelukis dengan warna baru di kanfas kusam. Dia wangi diantara
bunga-bunga mawar. Dia bak putri dari kerajaan.
Sekian jam Adi hanya duduk terdiam
diantara orang yang ramai sesekali mencuri pandang kearah dia. Lelah bertahan
dengan keadaan itu, Adi
memberanikan dirinya untuk mendekat. Ayunan langkah yang terbata-bata mengiringi perjalanan yang dekat namun terasa jauh. Rasa yang masih tersisa mendorong untuk menyapanya.
Adi: “ehh,, bikin apki’ disini?”
Dia: “sama yang kita’ bikin di sini”
Adi:
“heheheee, dari tadi’ paki’ kuliat tapi saya kira bukan kita’”
Dia: “ heheheee, sama jaki’. Takutka’ salah
orang”
…
masih dengan nada suaranya, masih
dengan senyumnya, masih dengan tatapannya. Namun ada yang berbeda saat mereka berbicara. Tak lagi membahas
hal-hal yang indah. Mereka
hanya berbicara seadanya bak teman lama yang baru ketemu.
Setelah dulu hampir setahun mereka
bersama, lalu mereka
direnggangkan oleh komunikasi, jarak, dan waktu. Sulit diungkapkan rasanya hubungan
diputuskan bukan karena rasa. Sulit
diungkapkan rasanya hubungan diputuskan bukan
karena keputusan sepihak. Sulit
diungkapkan rasanya hubungan diputuskan bukan karena
komitmen yang tak lagi bisa dipertahankan. Mereka
direnggangkan lalu diputuskan.
Inilah takdir Tuhan. Adi belajar tak ada yang
abadi di dunia ini. Adi
bersyukur telah hadir dalam cerita hidup
Dia.
Nikmati saja Adi.. Jangan lupa disyukuri juga. Bersyukur bahwa Tuhan telah melindungi dan menjaga kalian hingga kemudian dipertemukan lagi. Akan jarang menemukan episode-episode seperti itu dalam hidup,heheh.
BalasHapus